Pusat Informasi & Layanan Konseling 
  03.07.2025  |  Berita  |  Kontak  |  About  |     en | id

Narkotika Golongan II: Dua Sisi Mata Pisau


Narkotika golongan II merupakan jenis obat yang bisa menjadi "penyelamat" dalam dunia medis, namun tetap menyimpan potensi bahaya besar jika disalahgunakan. Apa saja jenisnya, manfaat medis, serta risikonya? Mari kita bahas lebih dalam.


Morfin: Penghilang Nyeri Hebat

Bahaya

Morfin dikenal sebagai penghilang rasa sakit yang sangat efektif, tetapi di balik itu terdapat risiko:

  • Ketergantungan berat: Penggunaan berulang tanpa pengawasan medis dapat memicu kecanduan.
  • Overdosis mematikan: Dapat menyebabkan henti napas yang fatal.
  • Kerusakan organ: Penggunaan jangka panjang berisiko pada hati dan ginjal.

Manfaat Medis

Sebagai salah satu obat utama untuk mengatasi nyeri, morfin sering digunakan untuk:

  • Mengurangi nyeri berat pada pasien kanker atau pascaoperasi.
  • Meredakan nyeri kronis pada pasien dengan penyakit terminal untuk meningkatkan kualitas hidup.

Prosedur Medis

  • Morfin hanya diberikan berdasarkan resep dokter, sering dalam bentuk injeksi, tablet, atau cairan.
  • Penggunaan harus diawasi oleh tenaga medis agar dosis tidak berlebihan.

Efek Samping

  • Mengantuk, mual, muntah, dan konstipasi.
  • Gangguan pernapasan, terutama pada dosis tinggi.
  • Risiko toleransi yang membutuhkan dosis lebih besar seiring waktu.

Ciri-Ciri Pengguna

  • Sering terlihat linglung atau mengalami penurunan kesadaran.
  • Tanda jarum suntik pada tubuh, terutama jika disalahgunakan melalui injeksi.
  • Berat badan menurun secara signifikan.

Petidin: Sang Anestesi Serbaguna

Bahaya

Meskipun sering digunakan dalam dunia medis, petidin menyimpan ancaman:

  • Potensi ketergantungan tinggi, bahkan dalam dosis kecil.
  • Kerusakan otak akibat penggunaan jangka panjang.
  • Risiko overdosis, yang dapat memicu henti jantung.

Manfaat Medis

Petidin digunakan secara luas untuk:

  • Meredakan nyeri hebat, seperti nyeri persalinan.

  • Digunakan sebagai anestesi tambahan pada prosedur operasi tertentu.

  • Prosedur Medis

  • Hanya digunakan di fasilitas medis dan diberikan oleh tenaga kesehatan profesional.

  • Biasanya tersedia dalam bentuk injeksi atau tablet.

Efek Samping

  • Mual, muntah, dan pusing.
  • Gangguan koordinasi, kebingungan, dan hipotensi (penurunan tekanan darah).
  • Risiko toleransi dan gejala putus zat.

Ciri-Ciri Pengguna

  • Gerakan tidak stabil atau sering jatuh.
  • Perubahan suasana hati yang ekstrem.
  • Penampilan yang terlihat lelah dan pucat.

Fentanil: Si Kecil yang Mematikan

Bahaya

Hanya dalam dosis kecil, fentanil bisa berbahaya:

  • Risiko overdosis tinggi, bahkan dalam dosis yang dianggap aman.
  • Efek samping fatal pada sistem pernapasan jika tidak diawasi ketat.
  • Ketergantungan berat yang sulit diatasi.

Manfaat Medis

Meski berbahaya, fentanil adalah salah satu obat nyeri terbaik untuk:

  • Mengatasi nyeri berat, terutama pada pasien kanker stadium lanjut.
  • Komponen anestesi pada operasi besar.

Prosedur Medis

  • Diberikan dalam bentuk plester transdermal, tablet hisap, atau injeksi.
  • Penggunaan diawasi ketat oleh dokter untuk pasien rawat inap.

Efek Samping

  • Penurunan kesadaran hingga koma pada dosis tinggi.
  • Mual, muntah, konstipasi, dan gangguan pernapasan.
  • Pupil mata mengecil (miosis) sebagai tanda overdosis.

Ciri-Ciri Pengguna

  • Kesulitan bernapas atau sering tampak terengah-engah.
  • Penurunan kesadaran atau kelesuan ekstrem.
  • Perubahan fisik yang mencolok, seperti mata sayu.

Kodein: Si Obat Batuk yang Berbahaya

Bahaya

Kodein, meskipun biasa ditemukan dalam obat batuk, tetap memiliki bahaya:

  • Ketergantungan ringan hingga berat, terutama bila digunakan jangka panjang.
  • Risiko kerusakan hati pada dosis besar.
  • Depresi pernapasan jika dikombinasikan dengan obat lain.

    Manfaat Medis

    Kodein banyak digunakan dalam:

  • Obat pereda nyeri ringan hingga sedang.
  • Obat batuk untuk mengurangi refleks batuk.

Prosedur Medis

  • Tersedia dalam bentuk tablet atau sirup, diberikan dengan resep dokter.
  • Penggunaan harus diawasi untuk menghindari efek toleransi.

Efek Samping

  • Mengantuk dan pusing.
  • Konstipasi dan sakit perut.
  • Kebingungan ringan atau euforia.

Ciri-Ciri Pengguna

  • Sering terlihat mengantuk atau tertidur tiba-tiba.
  • Suara serak atau batuk berkepanjangan meskipun telah sembuh.
  • Perubahan perilaku, seperti menjadi lebih pendiam.

Metadon: Jalan Menuju Rehabilitasi

Bahaya

Metadon, meskipun digunakan dalam program rehabilitasi, tetap memiliki risiko:

  • Overdosis dapat menyebabkan koma atau kematian.
  • Ketergantungan bila digunakan tidak sesuai aturan.
  • Penurunan fungsi kognitif dalam penggunaan jangka panjang.

Manfaat Medis

Sebagai bagian dari terapi kecanduan, metadon digunakan untuk:

  • Mengurangi gejala putus zat pada pecandu heroin atau opioid lain.
  • Membantu pasien mengontrol dorongan menggunakan narkoba ilegal.

Prosedur Medis

  • Hanya tersedia di program rehabilitasi resmi di bawah pengawasan dokter.
  • Biasanya dalam bentuk tablet atau cairan untuk diminum.

Efek Samping

  • Mual, muntah, konstipasi, dan pusing.
  • Penurunan kesadaran dan laju pernapasan.
  • Toleransi terhadap obat, sehingga membutuhkan dosis lebih tinggi.

Ciri-Ciri Pengguna

  • Mengalami gejala seperti putus zat, seperti gelisah atau gemetar.
  • Terlihat lebih tenang tetapi sering lesu.
  • Perubahan perilaku, seperti menjadi lebih tertutup.

Peraturan yang Mengatur Penggunaan Narkotika Golongan II

Di Indonesia, penggunaan narkotika golongan II diatur oleh Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Beberapa poin penting terkait peraturan ini adalah:


Metode Rehabilitasi untuk Kecanduan Narkotika Golongan II

Jika seseorang terjerat kecanduan narkotika golongan II, rehabilitasi medis dan psikososial adalah langkah utama untuk pemulihan. Berikut adalah metode yang biasa digunakan:

1. Rehabilitasi Medis

Rehabilitasi medis adalah tahap pertama dalam pemulihan penyalahgunaan narkotika. Beberapa langkah utama meliputi:

  • Detoksifikasi: Proses pembersihan tubuh dari narkoba.
  • Terapi penggantian: Menggunakan obat seperti metadon atau bupropion untuk mengurangi ketergantungan fisik.
  • Pantauan medis: Memastikan proses pemulihan berjalan aman.

2. Rehabilitasi Psikososial

Rehabilitasi psikososial bertujuan untuk membantu individu mengatasi kecanduan mental dan perilaku. Ini melibatkan:

  • Terapi Perilaku Kognitif (CBT): Mengidentifikasi pola pikir yang memperburuk kecanduan dan menggantinya dengan pola positif.
  • Terapi Kelompok: Memberikan dukungan sosial dan membantu individu membangun hubungan sehat dan produktif.
  • Konseling: Memberikan ruang bagi individu untuk memahami akar masalah yang mendasari kecanduannya dan merancang cara menghadapinya.

3. Pendekatan Berbasis Komunitas

Pendekatan berbasis komunitas sangat penting untuk mendukung pemulihan jangka panjang. Program berbasis komunitas dapat mencakup:

  • Therapeutic Community (TC): Model ini menciptakan lingkungan yang mendukung pemulihan melalui interaksi sosial dan kegiatan rehabilitasi yang melibatkan seluruh anggota komunitas.
  • Desa Bersih Narkoba: Program pemerintah yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam upaya pencegahan dan rehabilitasi narkoba.

Sumber-Sumber Lain Tentang Rehabilitasi dan Pengaturan Narkotika

Untuk informasi lebih lanjut tentang rehabilitasi kecanduan narkotika dan peraturan yang mengatur, Anda bisa mengunjungi beberapa sumber berikut:


Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Golongan II

Pencegahan adalah langkah penting untuk menghindari dampak negatif dari narkotika golongan II. Pemerintah, masyarakat, dan lembaga kesehatan memiliki peran besar dalam melindungi generasi muda dari kecanduan.

  1. Pendidikan dan Penyuluhan
    Kampanye kesadaran tentang bahaya penyalahgunaan narkotika sangat penting. Melalui penyuluhan di sekolah-sekolah dan kampus-kampus, masyarakat dapat lebih waspada terhadap risiko ketergantungan.

  2. Pengawasan Ketat
    Pemerintah telah menetapkan regulasi ketat dalam distribusi dan penggunaan narkotika golongan II untuk keperluan medis. Pemberian obat-obatan ini hanya dapat dilakukan di bawah pengawasan profesional kesehatan.

  3. Peran Masyarakat
    Masyarakat dapat berperan aktif dalam pencegahan dengan mendukung program berbasis komunitas dan memberikan ruang bagi individu yang ingin keluar dari kecanduan narkotika.


Dengan pemahaman yang lebih dalam mengenai narkotika golongan II, manfaat medisnya, serta risiko dan peraturan yang mengaturnya, kita dapat lebih bijak dalam menghadapi isu narkoba. Mengingat bahaya yang ada, penting untuk tidak hanya memahami manfaat medis, tetapi juga untuk mencegah penyalahgunaannya melalui edukasi dan rehabilitasi yang tepat.

- Admin: Awan